Panduan Kode Akuntansi | Struktur Kode Akuntansi

Kategori kode dalam akuntansi dapat bervariasi tergantung pada sistem akuntansi yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Namun, berikut ini adalah beberapa kategori umum yang sering digunakan dalam sistem kode akuntansi:

  1. Kas dan Setara Kas:
    • 101 – Kas di Tangan
    • 102 – Kas di Bank
    • 103 – Giro dan Cek yang Belum Tercairkan
    • 104 – Kas Kecil/Petty Cash
  2. Investasi:
    • 105 – Investasi Jangka Pendek
    • 106 – Investasi Jangka Panjang
  3. Piutang:
    • 201 – Piutang Usaha
    • 202 – Piutang Non-Usaha
    • 203 – Piutang Karyawan
    • 204 – Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
  4. Persediaan:
    • 301 – Persediaan Bahan Baku
    • 302 – Persediaan Barang dalam Proses
    • 303 – Persediaan Barang Jadi
  5. Aset Tetap:
    • 401 – Tanah
    • 402 – Bangunan
    • 403 – Peralatan dan Mesin
    • 404 – Kendaraan
  6. Liabilitas:
    • 501 – Hutang Usaha
    • 502 – Hutang Non-Usaha
    • 503 – Hutang Pajak
    • 504 – Utang Bank
  7. Ekuitas:
    • 601 – Modal Pemilik
    • 602 – Laba Ditahan
  8. Pendapatan:
    • 701 – Pendapatan Usaha
    • 702 – Pendapatan Lain-lain
  9. Biaya dan Beban:
    • 801 – Beban Operasional
    • 802 – Beban Bunga
    • 803 – Beban Pajak
  10. Lainnya:
    • 901 – Pengeluaran Kas Lainnya
    • 902 – Penerimaan Kas Lainnya
  11. Cadangan:
    • 1001 – Cadangan Umum
    • 1002 – Cadangan Khusus

Perlu diingat bahwa struktur kode akuntansi dapat bervariasi antara organisasi dan negara. Organisasi besar dengan operasi yang kompleks mungkin memiliki kode akuntansi yang lebih rinci dan terinci, sementara organisasi kecil mungkin menggunakan kode yang lebih sederhana. Selain itu, regulasi akuntansi dan perpajakan yang berlaku di negara tempat organisasi beroperasi juga dapat memengaruhi struktur kode akuntansi mereka.

Exit mobile version